Langsung ke konten utama

Metode Penelitian

Perencanaan Produksi
Perencanaan produksi adalah penentuan tingkat produksi suatu pabrik. Tujuan perencanaan produksi yaitu mengatur strategi produksi (memproduksi sesuai demand) dan menentukan kebutuhan sumber daya (tenaga kerja, material, fasilitas, peralatan, dan pendanaan).

Peramalan

Peramalan adalah suatu perkiraan tingkat permintaan yang diharapkan untuk suatu produk atau beberapa produk dalam periode waktu tertentu di masa yang akan datang. Hasil dari peramalan tersebut akan mempengaruhi terhadap rencana apa yang akan kita lakukan, agar kegiatan-kegiatan kita dapat serasi dan selaras dengan apa yang akan terjadi terhadap permintaan. Kegunaan dari peramalan adalah:
a.       Menentukan apa yang dibutuhkan untuk perluasan pabrik
b.      Menentukan perencanaan lanjutan bagi produk–produk yang ada untuk dikerjakan dengan fasilitas-fasilitas yang ada.
c.       Menentukan penjadwalan jangka pendek produk–produk yang ada untuk dikerjakan berdasarkan peralatan yang ada.

Metode Peramalan

Berikut ini adalah metode-metode peramalan yang akan dibahas dalam tulisan ini, yang merupakan metode yang cocok digunakan sesuai trend atau kecenderungan naik dan  peta rentang gerak untuk melihat apakah hasil peramalan itu terkendali atau tidak, sehingga mendapatkan suatu rencana produksi yang efektif dan efisien.

Metode Linier Regresi

Peramalan linier adalah peramalan yang ditujukan untuk mencari garis regresi dari data yang telah ada dengan mencari konstanta-konstanta untuk membuat persamaan garisnya.

dt' = a + b . t                                                                                                              (1)
Sdt . St² - St . Sdt.t
a  =                                                                                                                             (2)
n . Ã¥t² - ( St )²
n . Sdt.t - St . Sdt
b  =                                                                                                                             (3)
n . Ã¥t² - ( St )²
dimana:
dt'  = peramalan untuk periode berikutnya atau dalam garis regresi biasa disebut sebagai Y t   = periode atau waktu
dt   = Data atau nilai aktual dari hasil penjualan masa lalu

Metode Double Moving Average

Perbedaan mendasar antara Single Moving Average dengan Double Moving Average adalah pada penempatan rata-rata bergerak pada kolom periode, misal pada N = 3: untuk Single  Moving  Average,  rata-rata  Bergerak  bulan  april  ditempatkan  pada  kolom      ke-3



sedangkan untuk Double Moving Average pada kolom ke-4 dan perbedaan keduanya adalah pada rata-rata bergerak untuk Single Moving Average (S) dianggap sebagai ramalan (F), sedangkan pada Double Moving average tidak demikian. Persamaan-persamaan yang terdapat dalam Double Moving Average, sebagai berikut:
Xt + Xt-1 + Xt-2 + ………Xt-N+1
S’t    =                                                                                                                         (4)
N
St + St-1 + St-2 + ………St-N+1
S’’t  =                                                                                                                         (5)
N
a t    = S’ + ( S’ t + S’’ t )  =  2S’ t – S’’ t                                                                   (6)
2
b t    =              ( S’ t + S’’ t )                                                                                      (7)
N – 1
F t+m = a + b t . m                                                                                                    (8)

Dimana:
S’ t    = Rata-rata bergerak tunggal S’’ t  = Ratar-rata bergerak ganda

Metode Double Exponensial Smoothing

Persamaan-persamaannya adalah sebagai berikut:
S’ t  = a.Xt + ( 1 - a ) S’ t                                                                                           (9)
S’’ t =  a.S’ t + ( 1 - a ) S’’ t                                                                                       (10)
a t   = S’ t + ( S’ t + S’’ t ) = 2S’ t – S’’ t                                                                    (11)
a
b t  =             ( S’ t + S’’ t )                                                                                        (12)
1 – a
F t+m = a + b t . m                                                                                                     (13)

dimana:
F t+m  = peramalan untuk periode berikutnya
m         = periode ke muka atau selanjutnya dalam garis regresi (X) t      = periode atau waktu

Uji Ketelitian Peramalan

Dalam memilih metode peramalan, ketetapan peramalan merupakan faktor yang harus diperhatikan. Jika metode yang digunakan tidak sesuai dengan pola data yang ada maka akan terdapat kesalahan peramalan. Salah satu cara untuk memililh metode peramalan terbaik,  yaitu berdasarkan:
1.      Deviasi Standart Kesalahan (Standart Deviation Of Error)
SDE merupakan penyimpangan rata-rata dari setiap perhitungan. Untuk peramalan konstan, rata-rata bergerak tunggal, ganda, dan Exponential Smoothing dipergunakan rumus:



SDE =




 
 ∑      dt - dt )

N - 1



Sedangkan untuk peramalan Linier dipakai rumus:
SDE =    ∑     dt-dtf2
N-



2.      Deviasi Absolut Rata-rata (Mean Absolute Deviation)
MAD memberikan informasi tambahan yang berguna dalam memilih model peramalan peramalan dan parameter-parameternya. MAD adalah jumlah dari semua kesalahan tanpa memandang tanda aljabar, dibagi dengan jumlah observasi dengan rumus sebagai berikut:
MAD = ∑     I dt-dtf)I
n

3.      Kesalahan Kuadrat Rata-rata (Maen Squared Error)

2
 
MSE memberikan informasi serupa dengan MAD, tetapi MSE memperkuat pengaruh angka-angka kesalahan besar, tetapi memperkecil angka-angka kesalahan prakiraan yang lebih kecil dari suatu unit, persamaannya adalah:
MAD =       dt-dtf)

n

Pengolahan Dan Analisa Data

1.  Data Hasil Penjualan Dan Jumlah hari kerja

Periode
Bulan
Unit
Jumlah hari kerja
1
Januari
12240
22
2
Perbuari
19080
19
3
Maret
20880
20
4
April
20880
20
5
Mei
17280
16
6
Juni
25920
21
7
Juli
29880
23
8
Agustus
28480
21
9
September
28440
21
10
Oktober
28800
23
11
November
16240
15
12
Desember
23760
19

 
Data hasil penjualan dan jumlah hari kerja Januari-Desember 2008 sebagai berikut: Tabel 1. Data penjualan dan jumlah hari kerja

2.  Data Kapasitas Produksi

·      Kapasitas produksi pertahun                             : 625000 jam tahun
·      Jumlah shift perhari                                           : 3 shift (pershift 8 jam)
·      Persentase waktu lembur perhari                       : 25%
·      Waktu baku pembuatan produk                        : 0,03 Jam
·      Jam kerja per hari                                               : 8  Jam

3.  Data-data Biaya

·      Ongkos/gaji tenaga kerja produksi perbulan    = Rp 671000/orang
·      Biaya tenaga kerja (per orang/hari)                    = Rp 32000
·      Biaya/ongkos jual rata-rata produk                    = Rp 69500/unit
·      Rata-rata biaya/ongkos pesan perbulan             = Rp 10000/unit
·      Lead time                                                          = 1 bulan
·      Variabel cost/unit tiap produk                           = Rp 50000
·      Minimum produk yang dapat dibuat/bulan       = 23820 unit
·      Harga simpan perunit produk/bulan                  = Rp 5000
·      Persediaan minimum tiap produk                      = 13000 unit
·      Persediaan awal                                                 = 0
·      Harga subkontrak per jam                                 = Rp 1500
·      Ongkos kerja per jam                                         = Rp 4000
·      Ongkos lembur perjam
a.  Shift I                                                            = Rp 5000
b.  Shift II                                                           = Rp 5000
c.  Shift III                                                         = Rp 5000

1. Peramalan Permintaan

Pengolahan data peramalan untuk periode januari-desember 2009, di lakukan dengan bantuan program computer QS (Quantitative System). Setelah dilakukan Plot terhadap data historis permintaan produk tersebut. Berdasarkan grafik plot data, terlihat data mempunyai pola kecenderungan naik. Metode peramalan yang cocok untuk pola cenderung naik tadi, maka digunakan tiga jenis peramalan, yaitu: Linier Regression, Double Moving Average, dan Double Exponential Smoothing. Dan dengan mengolahnya kita dapat mengetahui model peramalan mana yang memiliki nilai standar penyimpangan terkecil.
Hasil perhitungan ketiga parameter kesalahan dengan bantuan software QS, dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 2. Perbandingan Nilai SDE, MAD, dan MSE
Metode Peramalan
Nilai SDE
Nilai MAD
Nilai MSE
Linier Regression
5223
3923
22.730.934
Double Moving Average
5295
3378
25.696.751
Double Exponential Smoothing
7395
5865
50.131.470

Dari hasil perbandingan standar penyimpangan diatas bahwa peramalan yang dapat digunakan untuk perhitungan selanjutnya adalah Metode Linier Regression karena mempunyai nilai SDE dan MSE terkecil.

Peta Rentang Bergerak

Hasil peramalan pada metode peramalan metode linier setelah diuji di MRC (Moving Range Chart) ternyata hasilnya semua data terkendali, ini berarti bahwa hasil yang didapat dari peramalan linier sudah terkendali.

Perkiraan Jumlah Permintaan Periode Mendatang


Periode
Bulan
dt’
13
Januari' 09
27928
14
Februari
28739
15
Maret
29550
16
April
30361
17
Mei
31172
18
Juni
31983
19
Juli
32794
20
Agustus
33605
21
September
34416
22
Oktober
35227
23
November
36038
24
Desember
36849

 
Permintaan periode mendatang hasil peramalan dapat dilihat pada tabel 3 sebagai berikut: Tabel 3. Hasil Peramalan Linier Regression



Perencanaan Produksi

Ramalan kebutuhan permintaan produk untuk periode januari-Desember 2009, beserta hari kerja normal per bulan dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 4. Tabel hasil Ramalan periode mendatang, hari kerja, dan jam kerja per hari
Periode' 09
Permintaan Produk/bln
Hari Kerja Normal/bln
Jam Kerja Per Hari
Januari
27928
22
8
February
28739
19
8
Maret
29550
20
8
April
30361
20
8
May
31172
16
8
June
31983
21
8
July
32794
23
8
August
33605
21
8
September
34416
21
8
October
35227
23
8
November
36038
15
8
December
36849
19
8
Total
388662
240
96

Jam Kerja Yang Tersedia


Tabel 5. Tabel Jam Kerja Yang Tersedia
Periode 09
Hari kerja normal/bln
Jam kerja per hari
Allowance 95%
Jam kerja yang tersedia/bln
Januari
22
8
0.95
167 *
February
19
8
0.95
144
Maret
20
8
0.95
152
April
20
8
0.95
152
May
16
8
0.95
122
June
21
8
0.95
160
July
23
8
0.95
175
August
21
8
0.95
160
September
21
8
0.95
160
October
23
8
0.95
175
November
15
8
0.95
114
December
19
8
0.95
144
Total
240
96

1825
Contoh Perhitungan:
*Jt  = Hkn x J x 0,95 = 22 x 8 x 0,95 = 167 Jam per bulan

Jam Kerja Yang Dibutuhkan:


Tabel 6. Tabel Jam Kerja Yang Dibutuhkan
Periode’ 09
Permintaan produk/bln
Waktu Baku/Unit (menit)
Jam Kerja Dibutuhkan (menit)
Jam Dibutuhkan (Jam)
Januari
27928
1.8
50270
838*
Februari
28739
1.8
51730
862
Maret
26550
1.8
53190
887
April
30361
1.8
54650
911
May
31172
1.8
56110
935
Juni
31983
1.8
57569
959
July
32794
1.8
59029
984
Agustus
33605
1.8
60489
1008
September
34416
1.8
61949
1032
October
35227
1.8
63409
1057
November
36038
1.8
64868
1081
Desember
36849
1.8
66328
1105
Total
388662

699592
11659
*Jd  = Tp x Wn = 27928 x 0,03 = 838 Jam

Jumlah Tenaga Kerja (Jtk) Yang Dibutuhkan:

Jtk  = Jd / Jt = 11659 / 1825
= 6,38

Untuk menentukan apakah digunakan 6 atau 7 orang tenaga kerja, maka digunakan perbandingan biaya tenaga kerja yang dikeluarkan. Dengan menggunakan 6 orang tenaga  kerja biaya yang dikeluarkan sebagai berikut : 11660 jam – 6 (1825) = 710 jam lembur. Maka Biaya yang dikeluarkan untuk lembur = 710 jam x Rp 5000/Jam = Rp 3.550.000,-
Sedangkan bila menggunakan 7 orang tenaga kerja, maka biaya yang dikeluarkan adalah: 7 (1825) – 11660 jam = 1115 Jam. Sedangkan Biaya yang dikeluarkan untuk waktu jam normal (RT) = 1115 Jam x Rp 4000/Jam = Rp 4.460.000,-. Dengan demikian tenaga kerja yang digunakan sebanyak 6 orang tenaga kerja.

Jam Lembur Yang Diizinkan:


Tabel 7. Tabel Jam Lembur Yang Diizinkan

Periode' 09
Jam Kerja Tersedia/Bulan (Jam)
Faktor 25%
Jam Lembur Yang Tersedia/Bulan (Jam)
Januari
167
0.25
42
February
144
0.25
36
Maret
152
0.25
38
April
152
0.25
38
May
122
0.25
31
June
160
0.25
40
July
175
0.25
44
August
160
0.25
40
September
160
0.25
40
October
175
0.25
44
November
114
0.25
29
December
144
0.25
36
Total
1825

456



Analisis Perencanaan Produksi

Setelah permintaan yang diharapkan untuk beberapa waktu di masa yang akan datang diketahui, maka rencana produksi untuk periode tertentu akan dapat dibuat. Rencan produksi harus menyediakan jumlah produk yang diinginkan pada waktu yang tepat dan pada jumlah biaya yang minimum dengan kualitas yang memenuhi syarat. Rencana produksi tersebut akan menjadi dasar bagi pembentukan anggaran operasi dan membuat keperluan tenaga kerja serta keperluan jam kerja baik untuk waktu kerja biasa maupun waktu kerja lembur, yang selanjutnya rencana produksi tersebut digunkan untuk menetapkan keperluan peralatan dan tingkat persediaan yang diharapkan.
Untuk periode yang mempunyai permintaan tinggi (Lihat tabel 8) yaitu pada bulan mei, yang membutuhkan waktu kerja melebihi waktu yang tersedia pada bulan tersebut, akan mengambil waktu menganggur (RT) pada pada bulan-bulan sebelumnya (January, February, Maret, April), yang nantinya akan mengeluarkan biaya simpan produk selama digudang. Juga pada bulan juli menggunakan waktu RT bulan juni untuk memenuhi waktu yang dibutuhkan, agar tidak ada waktu lembur dibulan juli tersebut. Dan pada bulan november dan desember juga membutuhkan waktu kerja melebihi waktu yang tersedia pada bulan tersebut, sehingga mengambil waktu kerja lembur di bulan oktober, karena waktu RT pada bulan sebelumnya atau pada bulan oktober sendiri habis terpakai, sehingga perusahaan harus mengeluarkan  biaya simpan dan ongkos lembur karyawan.

Kesimpulan

1.                 Peramalan linier merupakan peramalan yang mempunyai nilai SDE dan MSE terkecil dibanding metode-metode yang lainnya.
2.                 Jumlah kerja yang di butuhkan adalah enam orang.
3.                 Metode perencanaan produksi yang digunakan adalah metode heuristik, dimana metode  ini dapat menentukan tenaga kerja yang akan digunakan dan biaya produksi yang dikeluarkan.




Sumber
https://drive.google.com/open?id=0B3veF_xJ1onYYWtlNnJOZFBiYTA
http://www.e-jurnal.com/2015/10/penentuan-jumlah-tenaga-kerja-dan_29.html
Ahmad
Staf Pengajar Program Studi Teknik Industri Universitas Tarumanagara, Jakarta e-mail: ahmad_industri@tarumanagara.ac.id

Komentar

Postingan populer dari blog ini

POLITIK DAN STRATEGI NASIONAL

Penyusunan POLSTRANAS Politik dan strategi nasional yang telah berlangsung selama ini disusun berdasarkan sistem kenegaraaan menurut UUD 1945. sejak tahun 1985 telah berkembang pendapat yang mengatakan bahwa jajaran pemerintah dan lembaga-lembaga yang tersebut dalam UUD 1945 merupakan “suprastruktur politik”. Lebaga-lembaga tersebut adalah MPR, DPR, Presiden, DPA, BPK, MA. Sedangkan badan-badan yang ada dalam masyarakat disebut sebagai “infrastruktur politik”, yang mencakup pranata politik yang ada dalam masyarakat, seperti partai politik, organisasi kemasyarakatan, media massa, kelompok kepentingan (interest group), dan kelompok penekan (pressure group). Suprastruktur dan infrastruktur politik harus dapat bekerja sama dan memiliki kekuatan yang seimbang.   Stratifikasi politik dan strategi nasinal dan daerah Stratifikasi politik nasional dalam negara Republik Indonesia adalah sebagai berikut:       1. Tingkat Penentu Kebijakan Puncak a. Tingkat kebijakan p

Karakteristik Ekologi Sumber Daya Alam

Karakteristik Ekologi Sumber Daya Alam Untuk menjamin keberlanjutan fungsi layanan sosial-ekologi alam dan keberlanjutan sumberdaya alam dalam cakupan wilayah yang lebih luas maka pendekatan perencanaan SDA dengan instrumen penataan ruang harus dilakukan dengan mempertimbangkan bentang alam dan kesatuan layanan ekosistem, endemisme dan keterancaman kepunahan flora-fauna, aliran-aliran energi sosial dan kultural, kesamaan sejarah dan konstelasi geo-politik wilayah. Dengan pertimbangan-pertimbangan ini maka pilihan-pilihan atas sistem budidaya, teknologi pemungutan/ekstraksi SDA dan pengolahan hasil harus benar-benar mempertimbangkan keberlanjutan ekologi dari mulai tingkat ekosistem lokal sampai ekosistem regional yang lebih luas. Dengan pendekatan ekosistem yang diperkaya dengan perspektif kultural seperti ini tidak ada lagi “keharusan” untuk menerapkan satu sistem PSDA untuk wilayah yang luas. Hampir bisa dipastikan bahwa setiap ekosistem bisa jadi akan membutuhkan sistem pengelola

Pembahansan Tentang ISO dan HAKI

1.         Apa yang kalian ketahui mengenai ISO 9000, ISO 14000. Jelaskan menurut pendapat kalian dan berikan contoh perusahaan yang menerapkannya! Jawab : International Organization for Standardization, atau lebih dikenal sebagai ISO, adalah salah satu standar internasional dalam sebuah sistem manajemen untuk pengukuran mutu organisasi. Mereka memegang peranan penting dalam mengukur bagaimana kredibilitas perusahaan yang ingin bersaing secara global dan juga adalah salah satu cara untuk meningkatkan sistem manajemen mutunya.             Mereka yang memiliki sertifikasi ISO akan memiliki kemungkinan lebih untuk memenangkan kompetisi pasar. Hal itu disebabkan karena adanya jaminan kualitas dari produk atau jasa yang ditawarkan, serta kepercayaan konsumen akan brand terkait. Selain itu masih banyak keuntungan lainnya yang akan langsung kita bahas di bawah ini. Berikut ini adalah beberapa manfaat yang dapat diperoleh sebuah perusahaan dengan adanya sertifikasi ISO sebagai standar p