BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kesenjangan sosial adalah suatu keadaan ketidakseimbangan
sosial yang ada di masyarakat yang menjadikan suatu perbedaan yang sangat
mencolok. Menurut Abad Badruzaman (2009;284) kesenjangan
sosial adalah suatu ketidakseimbangan sosial yang ada di masyarakat sehingga
menjadikan suatu perbedaan yang sangat mecolok.
Dalam hal kesenjangan sosial sangatlah mencolok dari berbagai aspek misalnya
dalam aspek pergaulan yang bebas. Pada zaman modern saat ini pergaulan bebas
sudah tidak bisa dibendung lagi apa lagi dengan semakin di perparah dengan
mudahnya mengakses internet dan dapat mengakses informasi yang negative. Dengan
banyaknya media sosial juga yang sudah semakn bebas dan menyebabkan berubahnya
budaya-budaya yang ada di Indonesia dan menyebabkan budaya baru, yaitu budaya
yang kebarat-baratkan. Terutama pada remaja pergaulan bebas ini banyak terjadi.
1.2 Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, penulis mengidentifikasi
masalah-masalah sebagai berikut:
1. Apa yang memicu perilaku remaja seperti itu
sehingga timbul kesenjangan sosial?
2. Bagaimana mengatasi kesenjangan sosial di dalam
masyarakat?
1.3 Perumusan Masalah
Masalah yang akan dibahas pada karya tulis ini adalah:
"Faktor
apa saja yang dapat menimbulkan kesenjangan sosial dan bagaimana
menanggulanginya?"
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Data Banyak Remaja di
Indonesia
Yang disebut remaja itu
adalah anak yang sudah berumur 10-24 tahun. Dan 27% penduduk Indonesia adalah
remaja. Jumlah remaja di Indonsia mencapai 65 juta jiwa.
Berikut ini adalah data banyaknya
penduduk Indonesia menurut umur :
Berikut ini adalah data pengguna
smartphone dari usia 9-13 tahun 2015 :
2.2 Data Umur Remaja
Indonesia Sudah Berpacaran
Berdasarkan Survei Kesehatan Reproduksi Remaja (SKRR)
2012 yang dilakukan oleh BKKBN. Dalam survei tersebut terungkap banyak remaja yang
tidak mengetahui situasi masalah kesuburan. Bahkan terungkap, sebanyak 85
persen remaja mengaku sudah pernah berpacaran dan 30 persen remaja sudah pernah
meraba-raba dalam berpacaran.
Berdasarkan SKRRI 2012, beberapa
perilaku berpacaran remaja yang belum menikah sangat mengkhawatirkan. Sebanyak
29,5 persen remaja pria dan 6,2 persen remaja wanita pernah meraba atau
merangsang pasangannya. Sebanyak 48,1 persen remaja laki-laki dan 29,3 persen
remaja wanita pernah berciuman bibir. Sebanyak 79,6 persen remaja pria dan 71,6
persen remaja wanita pernah berpegangan tangan dengan pasangannya. Bahkan dalam
survei tersebut juga terungkap, umur berpacaran untuk pertama kali paling
banyak adalah 15-17 tahun, yakni pada 45,3 persen remaja pria dan 47,0 persen
remaja wanita. Dari seluruh usia yang disurvei yakni 10-24 tahun, cuma 14,8
persen yang mengaku belum pernah pacaran sama sekali.
2.3 Penyebab Pergaulan Bebas
1. Rendahnya
Taraf Pendidikan Keluarga
Rendahnya
taraf pendidikan keluarga mungkin juga berpengaruh besar terhadap terjadinya
pergaulan bebas. Misalnya masih mengizinkan anaknya berpacaran tanpa
mengawasinya, ini akan menyebabkan anaknya akan terjerumus dalam pergaulan bebas.
2. Keadaan
Keluarga Yang Tidak Stabil (Broken Home)
Keadaan
keluarga sangat berpengaruh terhadap tingkah laku / perkembangan psikis remaja.
Apabila keadaan orang tua tidak harmonis maka perkembangan psikis anak akan
terganggu dan anak cenderung mencari kesenangan di luar.
Karena anak merasa orang tua tidak memberi kasih sayang, sehingga anak mencari pelampiasan dengan cara bergaul secara bebas.
Karena anak merasa orang tua tidak memberi kasih sayang, sehingga anak mencari pelampiasan dengan cara bergaul secara bebas.
3. Orang
Tua yang Kurang Memperhatikan
Orang
tua yang tidak memperhatikan anaknya dikarenakan cenderung memikirkan
pekerjaannya dan anak kurang mendapat perhatian sehingga anak cenderung bebas
dalam melakukan aktifitas sehari-hari. Oleh karena itu, perlunya perhatian
orang tua.
Apabila kita perhatikan kesalahan orang tua adalah tidak memberi pendidikan tentang pergaulan bebas yang memadai di rumah, dan membiarkan anak-anak mereka mendapat pemahaman pergaulan yang salah dari sumber yang salah.
Apabila kita perhatikan kesalahan orang tua adalah tidak memberi pendidikan tentang pergaulan bebas yang memadai di rumah, dan membiarkan anak-anak mereka mendapat pemahaman pergaulan yang salah dari sumber yang salah.
4. Lingkungan
Setempat Kurang Baik
Lingkungan
setempat manjadi salah satu faktor yang mempengaruhi cara bergaul para remaja.
Apabila kondisi keluarga sudah baik, akan tetapi lingkungan sekitar tidak
mendukung atau tidak kondusif, maka anak tersebut juga dapat terjerumus ke
dalam pergaulan bebas. Apalagi remaja zaman sekarang lebih menyukai bergaul
dengan teman yang ada di lingkungan sekitar daripada keluarga. Apabila kita
ingat perkembangan cara pikir, pola pikir, anak zaman sekarang tidak lagi
didominasi oleh pendidikan keluarga namun lebih banyak pendidikan dari
lingkungan.
5. Kurang
Berhati-hati Dalam Berteman
Berteman
mungkin hal yang wajar, namun dalam memilih teman kita harus hati-hati. Teman
bisa menjerumuskan ke dalam hal-hal yang negatif, sehingga dalam bergaul tidak
asal-asalan maka dari itu kita harus memilih teman yang benar-benar baik agar
kita tidak terjerumus dalam pergaulan yang cenderung bebas. Parahnya lagi,
menurut hasil penelitian, para remaja yang terlanjur mendapat informasi
pergaulan / tata cara bergaul yang salah dari media / sumber, cenderung
menganggap bahwa teman-teman sebaya mereka juga sudah terbiasa melakukan
pergaulan yang bebas / seks bebas. Mereka akhirnya mengadopsi begitu saja
norma-norma sosial “tak nyata” yang sengaja dibuat oleh sumber yang salah.
6. Keadaan
Ekonomi Keluarga
Keadaan
ekonomi keluarga yang rendah, itu akan membuat seorang anak tidak mengenyam
pendidikan dengan baik. Dan kebanyakan anak akan putus sekolah sehingga anak
tersebut akan bergaul dengan para remaja yang senasib. Mereka akan membentuk
suatu kelompok yang beranggotakan anak yang putus sekolah. Keadaan ekonomi juga
dapat menjadi faktor yang cukup mendominasi, karena menurut Rumah Sakit
Ketergantungan Obat Jakarta melaporkan bahwa remaja yang terjerumus ke dalam
pergaulan bebas adalah para remaja. Maka adanya penyuluhan / pengetahuan
tentang internet sangatlah diperlukan. Namun bahaya pergaulan bebas tidak hanya
didapat dari internet tetapi juga televisi dan handphone. Bahkan secara umum,
kelompok remaja yang paling banyak mendapat dorongan bergaul secara bebas dari
media cenderung melakukan pergaulan yang tidak baik, apalagi usia 14 hingga 16
tahun.
7. Kurangnya
Kesadaran Remaja
Perlunya
ditanamkan tentang pendidikan pergaulan adalah agar para anak dapat berpikir
lebih baik /agar pola pikir anak lebih maju. Dan agar remaja dapat menempatkan
dirinya sebagai remaja yang baik dan benar sesuai dengan tuntutan agama dan
norma yang berlaku di dalam masyarakat serta dituntut peran orangtua agar
memberi pendidikan agama dan memberi pendidikan/ pengetahuan tentang seks/
pergaulan bebas.
8. Adanya
Teknologi Informasi (Internet)
Munculnya
internet memudahkan kita untuk mengakses berbagai macam jenis budaya. Sehingga
dampaknya bisa positif dan negatif. Jadi apabila kita menggunakan internet kita
harus selektif.
2.4 Cara Menanggulangi
Pergaulan Bebas
1. Menanam
keimanan yan kuat
Untuk
memberikan pondasi kekuatan pada diri agar tidak terjerumus dalam pergaulan
bebas, maka haruslah menanam keimanan yang kuat terhadap diri, yaitu dengan
cara mendekatkan diri kepada Allah. agar lebih dekat dengan Allah maka
sering-seringlah mengikuti majlis, ceramah, dan juga rutin menjalankan puasa
sunah serta selalu berdoa agar tetap di berikan kekuatan untuk menghadapai
cobaan hidup.
2. Ingat
kepada orang tua
Agar
tidak terjerumus dalam pergaulan bebas maka penting untuk kita selalu mengingat
orang tua, dimana iya telah bersusah payah memperjuangkan kita untuk bersekolah
agar menjadi orang yang baik dan juga sukses. maka disanalah kita berfikir
untuk tidak melakukan sesuatu yang dapat membuat kita terjerumus dalam hal yang
tidak baik. bila sudah terjerumus dalam hal yang tidak baik lihatlah dan
pikirkanlah bagaimana perasaan orang tua mu, mereka pasti sangat kecewa dan
sedih atas apa yang telah kmu perbuat.
3. Perbanyak
aktifitas yang positif
Untuk
menghindari pergaulan yang tidak baik maka hal yang penting untuk dilakukan
adalah sibukan diri dengan perbuatan yang positif. misalnya banyak beraktifitas
dalam organisasi yang baik dan melakukan hal-hal yang bersifat positif. dengan
menyibukan diri oleh hal-hal yang positif maka akan dapat membuat diri terhindar
dari perbuatan yang tidak baik, seperti pergaulan bebas.
4. Menaati
aturan hukum yang berlaku
Dalam
pemerintahan kita ini tentu sudah banyak sekali aturan-aturan yang dibuat oleh
pemerintah agar remajanya tidak sampai terjerumus dalam pergaulan bebas, maka sudah
sepatutnya sebagai remaja untuk menegakan hukum yang berlaku itu agar jangan
sampai terjerumus dalam pergaulan bebas yang nantinya dapat memberikan dampak
negatif bagi diri sendiri.
5. Bergaul
dengan orang yang baik
Pergaulan
sangat berperan sekali bagi para remaja, bila salah dalam memilih pergaulan
maka akan lebih mudah untuk terjerumus dalam hal-hal yang tidak baik. oleh
karenanya pilihlah teman bergaul yang baik agar prilaku kita semakin baik pula.
2.5 Contoh Kesenjangan
Sosial
Pada hari jumat tanggal 8 januari 2016 saat itu saya di
perjalanan pulang kerumah saya melihat laki-laki yang sedang membonceng seorang
perempuan. Siperempuan di depan orang banyak dengan tidak malunya memeluk sipria
dengan eratnya di depan orang banyak dengan tidak ada rasa malu.
Seharusnya mereka tidak melakukan
hal itu karena itu di muka umum dan mereka juga bukan muhrimnya.
BAB III
PENUTUPAN
Kesimpulan
Dalam pergaulan pada zaman
modern saat ini kita harus lebih selektif lagi supaya kita tidak terjerumus pada
pergaulan bebas.
DAFTAR PUSTAKA
Komentar
Posting Komentar